"SAHABAT SEJATI DAN SEPATU RODA
KESAYANGAN"
Karya: Aisyah
Al-Ghozi Ahmad. Kelas VI B
Aqilah dan keluarganya baru saja pindah rumah
di Madiun, sore hari Aqilah bermain sepatu roda di taman. Ia melihat ad 4 orang
sahabat yang duduk dekat sebuah pohon mangga, lalu salah satu dari mereka
menghampiri Aqilah dan mengajak berkenalan.
Lalu Aqilah berkenalan dengan Farida, Zulfan,
dan si kembar Hanan dan Haniah. Mereka berdua lucu lho……
Lalu Farida berbicara kepada aqilah kalau
Farida dan teman-teman juga punya sepatu roda. Dan setiap hari mereka selalu
bermain sepatu roda bersama.
Suatu hari Farida, Hanan, Haniah, dan Zulfan
sedang membicarakan hari ulang tahun Aqilah hari Senin besok, mereka sibuk
membicarakan kado yang akan mereka berikan kepada Aqilah, lalu tiba-tiba Aqilah
datang dan mereka langsung diam.
Karena mereka tidak ingin Aqilah tahu kalau
mereka sedang membicarakan hari ulang tahun Aqilah. Keesokan harinya ketika
mereka di sekolah Aqilah bingung karena Farida, Zulfan, Hanan dan Haniah
membawa sebuah tas kecil lalu Aqilah bertanya kepada teman-temanya, tetapi
teman-temanya malah diam lalu Zulfan mengajak ke kantin sekolah.
Hanan dan Haniah setuju, farida juga setuju
tetapi, Aqilah menolak karena teman-temanya tidak menjawab pertanyaan aqilah.
Farida langsung memberi kan tas kecil itu pada Aqilah, Hanan, Haniah dan Zulfan
juga memberikanyany kepada Aqilah. Ternyata isinya kado, dari Farida isinya
buku dari flanel ketika dibuka ada boneka jari Aqilah, Hanan, Haniah, Farida
dan Zulfan.
Aqilah merasa senag mempunyai sahabat seperti
mereka lalu Zulfan mengusulkan agar mereka berlima mempunyai nama Best Friend
forever. Dan mereka menjadi sahabat sejati apalagi mereka semua mempunyai hobi
bermain sepatu roda bahkan ketika berangkat ke sekolah mereka menggunakan
sepatu roda kesayangan mereka dan kadang dipanggil sahabat sejati.
Suatu hari ada anak seusia mereka pindah dekat
rumah Aqilah. Sore hari Aqilah mengajak berkenalan kepada anak itu ternyata
anak itu bernama Nia. Ketika Aqilah berkenalan tiba-tiba teman-teman Aqilah
datang menghampiri Aqilah dan bertanya siapakah anak itu ? tanya Hanan dan
haniah serempak, lalu Aqilah menjawab nama anak itu adalah Nia.
Sekarang dia menjadi sahabat baru kita, kata
Aqilah, lalu Farida mengajak mereka bermain sepatu roda. Lalu Nia menolak
karena dia tidak mempunyai sepatu roda. Lagi pula gaji orang tuanya hanya
pas-pasan.
Lalu keesokan harinya ketika di sekolah mereka
berbicara kalau uang saku mereka disisihkan sebagian untuk membelikan sepatu
roda untuk Nia lalu Farida bilang kalau kita menyisihkan uang saku itu
membutuhkan waktu lama.
Aqilah menjawab” ingat Farida sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit.jadi kita tidak boleh putus asa lagi pula
membentu oarang tua itu akan mendapatkan pahala, iya kan ???” iya..semua
serempak.
Lalu uang mereka terkumpul banyak segera
mereka membelikan sepatu roda untuk Nia. Mereka membelikan warna hijau. Ketika
itu mereka sampai di rumah dan mereka langsung memberikan sepatu roda itu untuk
Nia.
Nia sangat senang, jadi sekarang kita bisa
bermain sepatu roda bersama tanpa ada yang tidak menggunakan sepatu roda. Jadi
sekarang mereka menjadi 6 sahabat setia.
"SAYA MALAM INI AKAN TIDUR DAN BANGUN ESOK
PAGI"
Karya : Nanang Kurniawan, Kelas VI B
Tepat
pukul 05.30 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok
seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. Serta dapat
kulihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari
makan.
Dari
timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku
berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapanku ada sebuah jalan besar untuk
berlalu lintas.
Dari
kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna
hijau, terliaht sangat sejuk, indah dan damai. Dari kejauhan pula terlihat
seorang petani yang sedang membajak sawahnya. Yang belum ditanami tumbuhan, dan
ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya
seperti kambing, sapi, dan kerbau.
Didesaku
rata-rata penduduknya sebagai petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk di jalan
terlihat di jalan. Terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk
berjualan sayur.
Tetanggaku seorang peternak bebek yang tidak
kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring
bebeknya ke sawah dekat sawah untuk mencari makan. Bebek yang pintar berbaris
dengan rapi penggembalanya.
Sunggu
pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.
Di
halaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang,
ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, di samping kiri pohon mangga ada
pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya.
Desa
yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang aku kunjungi saat liburan.
Selain bisa bertemu kakek dan nenek, aku juga bisa melihat pemandangan yang
indah dan damai.
"Indahnya
Sungai di Desaku"
Karya :
Chevin Anthonio (Kelas VI A)
Mentari menyambut datangnya pagi
Dari ufuk timur
Melihat heningnya air sungai
Pandangan mata damai, aman hati dan sugma
Beningnya air sungai bagaikan
Cantiknya perempuan di desaku
Di
tengah-tengah beningnya sungai
Ikan-ikan
berloncatan kesana kemari
Itulah
desaku
"GURUKU TERSAYANG"
Karya:AisyahAl-Ghozi. Kelas VI B
Pagi yang indah deruan angin menerpa wajah
Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan
Renungan hanya untuk sebuah kejayaan
Berfikir hanya untuk sebuah keberhasilan
Tiada
lafadz seindah tutur katamu wahai guruku
Tiada
penawar seindah senyummu
Tiada
hari tanpa sebuah bakti
Dan kau
menabur benih kasih tanpa rasa lelah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar